Kamis, 15 Juli 2010

Energi Buruk

Sesungguhnya aku tak suka berkeras hati seperti ini. Tidak peduli pada banyak hal, tidak juga pada hal-hal yang vital untuk anak kita. Adakah kau tahu bahwa sekali pun keras kepala, aku bukan seorang yang keras hati. Hatiku mudah luluh, hatiku lembut mudah tersentuh. Seorang teman menyebutku polos, teman yang lain menilaiku sangat lugu, tapi sejauh ini belum ada yang melabeliku naif.

Sesungguhnya aku tak ingin mengabaikanmu, mengabaikan berbagai hal yang terjadi dalam rumah kita. Aku sungguh ingin peduli tetapi kenyataan yang kuhadapi membuatku -mau tak mau- harus bersikap yang sama denganmu. Tak peduli!!Keras hati ini membuatku diserang migrain berkali-kali. Diserang putus asa yang datang dan pergi. Dan yang tak kalah penting keras hati kali ini tak membuatku menjadi lebih bersemangat menjalani hari.

Pagi ini, aku tak tahu mengapa menjadi sangat marah dan nyaris dikalahkan oleh kemarahan. Alhamdulillah aku punya logika dan kesadaran yang saling mengingatkan. Ada logika yang mengarahkan pikiranku agar tak bertindak bodoh. Dia mengendalikan lidah, tangan, dan kakiku agar tak kalap dikelabuhi setan pengumbar dendam kemarahan. Ada kesadaran yang lahir dari nurani; kata hati. Keduanya merupakan modalku untuk tetap menjadi manusia yang beretika kala negativitas itu menyerang.

Ada satu hal lagi yang tak kalah penting:sahabat. Mereka menolongku membuka simpul-simpul kesadaran. Benang merah yang Tuhan hubungkan antara aku dan mereka, membuat hidup yang sulit ini terasa agak ringan untuk dijalani. Di titik ini ada ketergantungan, tak mengapa selama aku bisa mengelola ketergantungan dengan benar. Tak apa selama aku tetap sadar bahwa semua orang adalah teman seperjalanan yang datang dan pergi silih berganti. Karena pada dasarnya, kita tetap melangkah sendiri.

Hari ini, kala menahan amarah terasa sangat berat, kala dada terasa sesak, dan air mata tak mampu bertahan di tempatnya..aku menyelam jauh ke dalam hati.Aku merasa tak berdaya ketika kemarahan&kebencian yang disebabkan energi buruk itu membuatku melukai Lintang.Membuatku mengikutsertakan Lintang dalam konflik kami. Tidak bijaksana memang. tapi, aku sungguh tak berdaya. kekuatan yang kupunya tidak konstan sifatnya. Bagaimanakah membuatnya tetap konstan? tak tergoyahkan? supaya aku selalu menggunakan akal sehatku dan tak terpengaruh energi buruk itu?bisakah melangkah dan terus menghadapinya tanpa goyah???? Kuncinya kukira hanya satu: Pengadilan Agama. Andai pengeluaranku bulan ini dan bulan depan tidak menumpuk, mungkin aku bisa menyelesaikan masalah ini dan mengenyahkan energi buruk itu.

Ya, aku menyebutnya energi buruk!sangat buruk!!

Merealisasikan Impian

Apa yang bisa membuat hidup terasa lebih hidup?apa yang bisa membuat kita bisa mengatakan "life is never flat" ? Jika pertanyaan itu dilontarkan padaku, jawabanku adalah impian. Bukan karena terinspirasi Laskar Pelangi tetapi semua yang kualami dan kuterima dalam tiga puluh tahun perjalanan hidup membuatku menarik kesimpulan bahwa impian membuat hidup kita lebih hidup. Impian membuat hidup kita menjadi istimewa.

Definisi "impian" untuk setiap orang tidak sama. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, definisi impian adalah cita-cita-cita (keinginan) yg mustahil atau susah dicapai; sementara seorang blogger lebih sepakat dengan pendapat Napoleon Hill, "Impian adalah cetak biru (blue print) untuk prestasi terbesar kita". Aku sendiri memahami impian sebagai sesuatu yang membuat kita bersemangat menjalani hidup.

Lalu, apa impianku? sudahkah aku berusaha mewujudkan impian-impian itu?aku punya banyak impian. impian sederhana, impian spektakuler, impian jangka pendek,dan impian jangka panjang. Namun, dari deretan impian itu hanya segelintir yang berhasil kurealisasikan. Malu juga di usia 30 tahun, tak banyak karya yang sudah kuciptakan dari tanganku, dari pikiranku, dan dari hatiku. Yang tercipta malah tumpukan luka yang menyayat dan begitu dalam. Tapi, sudahlah. Toh, luka itu pula yang membimbingku menjadi lebih aktif merenungi hidup. Merenungi 5W 1H dalam pengembaraan hidupku ^_^

Luka-luka itu pula yang mempertemukan aku dengan beberapa orang yang mengubah paradigmaku berpikir tentang banyak hal dalam hidup. Aku memang bukan seorang arif bijaksana. Hati dan pikiranku masih diliputi dendam, iri, dengki, jahil, dan sejenisnya. Namun, di atas itu semua, aku masih punya nurani dan nilai yang berharga sebagai amunisi berbagi kekuatan dan kasih sayang dengan sesama.

Kembali pada impian. Aku selalu menoleh ke belakang, ke masa lalu, setiap kali kuingat impian-impianku. Bersyukur bahwa impian-impianku di masa lalu berhasil kurealisasikan. Beberapa yang teringat adalah kuliah di luar kota Bandung, punya pacar, naik gunung, bertemu dan bercakap-cakap dengan Sujiwo Tejo, dapat tanda tangan Sapardi Djoko Damono, menyaksikan Taufik Ismail membaca puisi, menonton koreografi tari, teater, atau konser musik klasik.Singgah di banyak tempat di negeri ini, pernah menjadi asisten Sultan&Ratu Kesultanan Ternate, menjadi dosen,membaca banyak buku yang mencerahkan, menjadi wartawan, dan pernah punya suami yang pandai main gitar meski tak berkaca mata dan latar belakangnya bukan mahasiswa kedokteran.Juga menjadi seorang guru. Ini bukan impian tetapi cita-cita semasa kanak-kanak dulu.

Kini, di usia tiga puluh tahun, ketika hidup terasa sangat rumit dengan pekerjaan rumah sebagai manusia, individu, wanita, dan ibu yang makin kompleks, impian-impianku pun tak pernah surut. Sebagian besar memang masih tentang diriku, sisanya untuk Lintang. Waduh, ibu macam apa ini? hahaha..any way kukira itu bukan masalah. Gimana pun, aku adalah individu. Meski Lintang lahir dari rahimku, dia tetaplah individu yang berbeda denganku. Seperti kata Kahlil Gibran,"Anak-anak kita milik zamannya maka biarkan mereka berkembang tanpa harus kita paksa menjadi seperti yang kita inginkan. kita cukup membimbing dan mengarahkan." Nah, aku akan tetap berada di sampingnya, menyayanginya sepenuh hatiku tetapi takkan memaksanya menjadi apa yang kuinginkan. Yang penting Lintang menjadi wanita salehah yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi sesamanya. Wanita yang tangguh.itu impianku untuknya.

Kamis, 08 Juli 2010

biasa saja

ah,lagi-lagi tentang cinta..tentang rasa..tentang rindu..tentang sesuatu yg tak bisa kupendam,takbisa kutahan seperti orang lain yang bisa melakukannya.
Ini sebetulnya rindu yang biasa,sayang yang biasa,mungkin cinta yang biasa.Semua biasa adanya,seperti mereka yang saat ini merasakan hal yang sama. aku sama seperti banyakperempuan lainnya,sama seperti perempuan yang mengagumi dia. mengirimi sms yang tak pernah dibalas,menelepon ytapi takpernah diangkat. meski darinomor yg berbeda. ah,menyebalkan. tapi aku takbisa keluar dari pusaran ini. berputar-putar dalam upaya menahn diri,berputar-putar dalamupaya membebaskan diri. apakah aku harus menyampaikan semua yang kurasa?adakah gunanya???
Mungkin ini bagian dari pelajaran tepuktanpa tepuk, bertepuk satu tepuk..hhhhh...cinta oh cinta...