Gara-gara harus cari akte kelahiran lintang, ngga sengaja kubaca-baca lagi tulisanku di masa lalu. Aduuh, ampun deh ternyata kacau banget sintaksis dan morfologinya. malu aku mengklaim diriku pernah jadi editor balairung. Tulisan-tulisan itu ternyata hanya kuedit dari perspektif nilai rasanya. enak dibaca atau nggak, itu aja. Pdahal sekilas saja kubaca, haduuh..ini tulisan kok juelek banget. Teknik menulis yang payah dan baru kusadari setelah menjadi guru bahasa Indonesia.
Ya, selalu ada terang sesudah gelap. MUngkin ini jalan yang Allah tunjukkan buatku dalam rangka mewujudkan cita-citaku sebagai penulis. Ya, meski di lapangan teknik penulisan tidak melulu bersandarkan pada morfologi dan sintaksis yang saklek, setidaknya pengetahuanku yang sudah jauh lebih baik tentang hal ini bisa membantuku menciptakan tulisan yang lebih berisi. Pe-erku sekarang hanya meluangkan waktu, memaksa diriku menulis tentang apa saja. Toh, ide-ide inspiratif itu sudah menari-nari di kepalaku. IDe yang datang dan pergi, yang muncul dan hilang begitu saja. Itulah kenapa aku eprlu netbook,itulah alasan utama kenapa aku membutuhkan si mungil. Supaya aku bisa menulis kapan pun. Sayangnya aku sering tak berdaya saat berhadapan dengan si malas.Hufh..hush..hush..ayo pergi jin malas..
Memikirkan tulisan membuatku jadi semangat lagi, energi negatif yang tadi muncul sedikit mulai terkikis. Alhamdulillah, ada "berharap lebih" yang layak untuk diharapkan. Setidaknya hidupku masih tetap indah, tetap meriah, meski kalian berdua kusimpan ke tempat sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar