sungguh, ini menyakitkan. kita terasa makin hambar. Kau yang diam dan jauh sementara aku memanggil-manggilmu seraya berlari menghampiri. Haruskah menakar kondisi kita dengan timbangan adil dan tidak adil?haruskah menilai semua sikap-sikapmu dengan menggunakan standar kriteria ciri-ciri seseorang mencintai Anda? Haruskah mengabaikan semua takaran, ukuran, dan pertimbangan lalu meneruskan langkah untuk memahamimu selalu..selalu..dan selalu..?
Sungguh, aku letih,lelah, dan nyaris lunglai menghadapimu, membatinmu, dan merindukanmu. Sungguh, aku ingin pergi sebetulnya, tapi mengapa selalu ada energi lebih yang menahanku untuk tetap tinggal dan melanjutkan pengejaranku. Ini sudah tak sehat lagi karena bahagia itu semu rasanya. Aku lebih sering membatin dalam luka ketimbang membatin dalam bahagia setiap kali mengingatmu. Deretan tanda tanya yang tak juga terjawab membuat segala sesuatu terasa makin jauh dan samar.
Allah..tolonglah..tunjukkan yang benar adalah benar dan yang batil adalah batil tentang dia dan hubungan kami. Allah, apakah benar-benar tak ada aku di hatinya meskipun hanya sedikit saja?sedikit yang menggerakkan jari-jarinya mengetik pesan singkat untuk mengabariku di mana dan sedang apa dia.Apakah permohonan itu berlebihan ya Allah??
Tolong..tolong aku, ya Allah.. cinta ini semakin terasa lebay,semakin terasa merugikan,menyedot energi positif dan menyebarkan negativitas ke seluruh sendi otot urat syarafku..Allah, kumohon tolong aku..tolong aku dari perasaan yang membelenggu ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar