lingkaran pelangi penuh warna yang kuharap bisa menjadi bagian dari langkahku berbagi kekuatan dan kasih sayang untuk siapa saja.
Sabtu, 07 April 2012
Pernikahan dan Pemakluman
7 April
Pernikahan zaman sekarang terlalu banyak pemakluman,kukira. Aturan-aturan zaman dulu yang mengharuskan kedua orang tua bertemu sebelum anak2nya mengikatkan diri dalam ijab kabul sekarang mulai terkikis pelan-pelan. Alasannya klasik dan harus dimaklumi mau tidak mau: kondisi finansial yang mefeet.
Aku tak tahu,tapi kukira bisa tidak bisa harus dipaksakan. Ini berhubungan dengan pengakuan dan persetujuan. Orangtua laki-laki harus mengenal baik siapa calon menantu perempuan, harus tahu siapa calon besannya. Kita tidak pernah tahu masa depan akan berjalan seperti apa.
Prosesku dan Gundul dulu pun banyak pemakluman dari bapak ibuku. Lamaran yang apa adanya. Bapak Manado datang dengan perhiasan yang ditaruh dalam saku jaketnya. Bukannya memuja ritual, melainkan itu bagian dari penghormatan dan pengakuan.
Yah meskipun seiring berjalannya waktu, mertuaku memperlakukanku dengan baik. Ketidaknyamanan kecil2 itu wajar lah. Perceraian yang terjadi di kemudian hari bukan karena mertua,melainkan akumulasi kekecewaan dan rasa sakit yang bertumpuk. Sampai hari ini, aku masih berusaha menemukan akar kekerasan yg kualami. Keras kepalaku, serangan2ku terhadap ketidaksamaan visi misi kami membangun monster di hatinya. Uuft..mengutip pendapat mas bariq,”Kalian sebenarnya sangat berbeda terutama secara ideologi. Tapi kukira kalian bisa bersama karena cinta.ternyata tidak.” Yup, renungan panjang dari yang kualami, kubaca dan kudengar: cinta tidak cukup.komitmen jauh lebih penting. Hum..semoga Mas Aris memahami ini...
Kisah Putri dan calon suaminya ini menggetarkan. Menggetarkan karena sang calon suami ternyata punya kisah yang sama dengan Lintang. Orangtuanya divorce juga. Calon suaminya Putri ini -dari cerita yang disimpulkan ibu-terbuang dari ayah ibu yang bercerai lalu masing-masing menikah lagi.Tak hanya ayah ibu yang sibuk dengan keluarga masing-masing, tetapi kondisi keuangan yang tidak memungkinkan menjadi alasan absennya orangtua calon mempelai pria dalam proses lamaran dan pernikahan.
Sesibuk apa pun orangtua, seharusnya mereka meluangkan waktu menyiapkan pernikahan anaknya.Lalu bagaimana jika hambatan itu adalah kondisi finansial?hm..kadangkala kondisi ini membuat siapa pun tak mampu bergerak,menjadi tak berdaya. Kalau tempatnya jauh, lintas pulau,ketidakhadirannya bisa dimaklumi. Perlu biaya sangat banyak untuk bepergian jauh terlebih dalam rangka melamar. Pasti perlu bawa ini itu,penginapan,dll. Nah, kalau jarak antara kedua belah pihak seperti Bandung-Jakarta, Tasik-Bandung sih deket banget. Bis Bandung-Jakarta 200rb pp.Tasik-Bandung 100rb. Pinjam uang dulu mungkin alternatif terakhir. yang penting usaha dan datang bertemu calon besan.
MAri kita tunggu hari Minggu minggu depannya lagi.Semoga ada saudaranya yang datang supaya lek Nano dan Lek Isah ga gelisah karna nggak tau keluarga calon menantunya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar